Berpihak atau Berpusat pada Siswa?
Tugas 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi – Pentingnya Budaya
Positif
Tugas berbentuk Artikel
Berpihak atau Berpusat pada siswa?
Oleh
Dwi Theresia Sipangkar, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan I
SMA Negeri 1 Amlapura
Kab. Karangasem, Bali
Pendidikan mempunyai peran
yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan
sebuah kompenen yang sangat vital ataupun inti dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa serta membebaskannya rakyatnya dari belenggu kebodohan yang
mampu menghancurkan suatu bangsa. Oleh karena itu, Pendidikan dijadikan sebagai alat dan media untuk menggembangkan kemampuan dan
membentuk watak peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.
Seiring dengan itu, kita
sudah menggalami beberapa kali pergantian kurikulum yang diharapkan dapat
membantu dalam memajukan sistem pendidikan Indonesia. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, Pola pikir masyarakat dan kemajuan masyarakat mempengaruhi
perubahan kurikulum. Perubahan dilakukan oleh Para pemangku kepentingan, karena
mereka mengganggap bahwa kurikulum yang sedang berlangsung tidak sesuai dengan
harapan yang diinginkan sehingga perlu diadakan revitalisasi kurikulum. Usaha
perubahan kurikulum dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter
yang memahami jati diri bangsanya, menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing
di dunia Internasional.
Tulisan kali ini saya awali
dengan pertanyaan “ Mengapa Harus Pendidikan yang Berpihak kepada siswa?”.
Pendidikan yang berpihak dan
berpusat kepada siswa merupakan 2 hal
yang mirip namun tidak sama. Selama ini kita telah mendengar Pendidikan
Indonesia menggunakan kurikulum Pembelajaran yang berpusat kepada siswa,
Padahal pada dasarnya yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah
Pembelajaran yang berpihak kepada siswa?. Apa bedanya pembelajaran yang
berpusat kepada siswa dengan pembelajaran yang berpihak kepada siswa?. Pembelajaran
yang berpusat pada siswa adalah kegiatan pembelajaran yang dikonsep dan disusun
dimana siswa harus aktif mencari, membaca , memahami pembelajaran tanpa harus
menggandalkan pengajaran dari Guru. Dalam hal ini, siswa harus membaca materi
sebelum pembelajaran dimulai agar jika guru memulai pembelajaran siswa dapat
mempertanyakan apa yang tidak diketahui agar tercipta pembelajaran yang
interaktif, namun jika siswa tidak memiliki minat baca yang tinggi maka tujuan
pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak dapat bercapai bahkan akan
menghasilkan pembelajaran yang berpusat kepada guru.
Pada saat acara pembukaan
Pendidikan Guru Penggerak, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud
) Nadiem Makarim secara virtual mengatakan “Cita cita kita hanya satu,
pembelajaran yang berpihak kepada murid, pembelajaran yang memerdekakan
pemikiran dan potensi murid tersebut”. Semenjak Nadiem Makarim memimpin dunia
pendidikan, slogan berpusat kepada siswa seakan hilang dan berganti menjadi
Berpihak kepada siswa. Mengapa Demikian?. Saya sebagai seorang guru yang sedang
menggikuti pendidikan Guru penggerak mulai menyadari ternyata Berpusat dan
berpihak itu sama namun berbeda. Persamaan dalam pengaplikasian slogan tersebut
menggandung makna bahwa pusat pembelajaran pada siswa, siswa harus lebih aktif
dan berinovasi. Lalu apa perbedaan dari kedua slogan tersebut? . Berpusat pada
siswa belum tentu siswa dapat aktif karena metode pembelajarannya yang
menyamaratakan kemampuan siswa tanpa harus melihat latar belakang siswa,
berbeda dengan Pembelajaran yang berpihak
pada siswa, yang dimana guru harus menggenal bakat, minat, kemampuan
siswa dan menyesuaikan pembelajaraan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Pemikiran pembelajaran yang berpihak kepada siswa tidak dapat dilepaskan
dari peran penting dari Bapak Kihadjar Dewantara. Dasarnya tujuan dari
pembelajaran yang berpusat kepada siswa dengan berpihak kepada siswa adalah
sama, yaitu menggarakan tujuan pendidikan dalam empat dimensi yaitu tujuan jasmani,
akal, rohani dan sosial. Jika menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
peran Pendidik sebagai Fasilitator dan Motivator . Sedangkan berpihak kepada
siswa, peran pendidik sebagai Mitra belajar bagi siswa.
Pembelajaran
Berpihak Pada Siswa
Secara Umum, Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam
hidup tumbuh kembangkanya anak – anak, yang dimana menuntun segara kodrat yang
ada pada anak – anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Misalnya jika seorang anak melakukan perbuatan yang tidak baik, anak tersebut
seharusnya bukan dihukum namun dinasehati
dan dituntun agar anak tersebut semakin berbudi pekerti yang baik. Sebelum kita menggetahui proses penerapan
pembelajaran yang berpihak kepada siswa ada baiknya kita menggenal nilai dan
peran guru di sekolah. Untuk mewujudkan Pembelajaran yang berpihak kepada siswa
maka seorang pendidik selain harus menguasai Kompetensi guru yang meliputi
kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi sosial dan Kompetensi
Profesional seorang guru harus
mengetahui peran dan nilai yang harus dimilikinya untuk diterapkan pada saat
melakukan pembelajaran. Nilai nilai yang
harus dimiliki oleh Guru adalah Inovatif, Kolaborasi, Reflektif, Mandiri dan
Berpihak kepada murid. Dalam hal ini Peran Guru adalah Menerapkan pembelajaran Student
Wellbeing, Menuntun anak sesuai dengan kodratnya, Menerapkan Panca Darma
Pembelajaran, Menerapkan pembelajaran sesuai dengan profil pelajar pancasila, Menghamba
pada anak.
AdapunLangkah – Langkah dalam menerapkan pembelajaran yang
berpihak kepada siswa dan merdeka
belajar adalah
1.
Kenali Kodrat Siswa
Setiap manusia terlahir dengan memilliki kodrat ataupun
kepribadian yang berbeda beda. Tidak ada manusia yang terlahir memiliki
kepribadian yang sama bahkan anak kembar saja memiliki kepribadian yang
berbeda. Dalam menggenali kodrat siswa seorang guru harus melakukan kerja sama
dan menjalin komunikasi yang baik antara Teman Sejawat, Orangtua Siswa,
Pemangku Kepentingan disekolah dan tokoh tokoh masyarakat yang mendukung
pendidikan. Arti dalam menggenali kodrat siswa disni adalah seorang guru harus
menggetahui latar belakang keluarga siswa, Bakat dan kemampuan yang ia miliki,
dan kepribadian siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan Melakukan wawancara kepada orangtua siswa, Melihat data data siswa saat
mendaftar sekolah, melakukan kunjungan rumah, melakukan tes kepribadian bahkan
dengan melakukan sistem angket yang disrahkan kepada siswa. Tujuan dalam
menggenali kodrat siswa agar guru mampu menentukan metode, model bahkan konsep
pembelajaran yang akan dilakukan.
2.
Posisikan diri sebagai Manager
Banyak orang tidak
menyadari bahwa posisi guru di dalam kelas mempengaruhi perkembangan dan
tingkah lakunya. Menghamba dan berpihak pada
siswa bukan bearti seorang siswa boleh sesuka hati bertindak kepada
gurunya sehingga kewibawaan seorang guru hilang.
Perhatikan Posisi Guru pada bagan Berikut ;
Setelah kamu menggamati bagan tersebut kamu termasuk posisi
guru di bagian manakah?
Posisi guru yang tepat dalam melakukan pembelajaran yang
berpihak kepada siswa adalah Guru sebagai Manager Kelas. Peran guru sebagai
manager didalam kelas adalah Merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar.
3.
Buat dan Terapkan Kesepakatan Kelas
Manfaat dari penerapan kesepakatan kelas agar tercapainya
pembalajaran yang berpihak kepada siswa. Kesepakatan kelas yang dilakukan oleh
Guru dan Siswa tanpa adanya paksaan dan Ancaman. Kesepakatan kelas yang telah
disusun bukan merupakan unsur aturan yang berisi hukuman ataupun pemberian
hadiah, namun kesepakatan yang akan dilaksanakan secara terus menerus dari
kesadaran diri sendiri. Cara melakukan Kesepakatan kelas adalah
1. Tanya Pendapat Siswa
Berikan kepada setiap siswa untuk menyampaikan hal hal yang
membuat ia tidak nyaman di dalam kelas dan harapan yang ingin dilakukan dan ia
capai dalam kelas. Dengan demikian siswa mampu menceritakan kelas impian yang
ingin ia lakukan.
2. Tanyakan Ide dari Murid untuk mencapai Kelas Impian
Setelah siswa menceritakan Impian kelas yang ingin dicapai,
berikan kembali ia waktu untuk menceritakan Harapan tentang kelasnya, baik dari
hubungan teman, suasana kelas maupun harapannya dari Guru. Setiap Harapannya
dapat dituliskan/Tempelkan dipapan harapan depan kelasnya. Kegiatan ini akan
lebih efektif dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa daripada
guru harus memberikan aturan aturan yang pada dasarnya tidak dapat menumbuhkan
budaya positif dalam diri siswa.
3. Ambil Kesimpulan Dari Ide Murid
Setelah setiap siswa menuliskan ide mencapai kelas impian,
kembali diskusikan secara bersama dengan siswa untuk memastikan kesepakatan
tersebut dibutuhkan di dalam keals atau tidak. Jika ada kesepakatan yang
kurang, silahkan guru memandu siswa agar memahami kekurangan tsb untuk
disepakati, jika ada yang tidak diperlukan kesepakatan tersebut boleh
dihilangkan.
4. Ubah Ide menjadi Kesepakatan Kelas
Setelah menyimpulkan seluruh ide, tuangkanlah ide tersebut
dalam sebuah poster sehingga terbentuklah kesepakatan kelas. Kalimat yang
disusun dalam kesepakatan kelas berupa kalimat Positif Hindari penggunaan kata Jangan dan Dilarang,
Contoh Jangan berlari menjadi Jalan dengan Hati hati. Pastikan kesepakatan
kelas tidak terlalu banyak agar mudah dipahami dan dijalankan siswa.
5. Tekankan Nilai psitif dari setiap kesepakatan
Setelah tersusun Kesepakatan kelas, Guru menjelaskan setiap
nilai positif dari kesepakatan yang
telah dibuat. Contoh Kesepakatan Kelas , Kami Guru dan Murid saling
menyanyangi. Maka nilai positif dari kesepakatan tersebut adalah nilai saling
menyanyangi.
6. Tandatangani Kontrak Kesepakatan
Untuk memiliki rasa kebersamaan dan rasa memiliki satusama
lain, Guru dan siswa untuk menandatangani/pemberian cap,/pemberi nama pada
lembar kesepakatan kelas.Lalu letakan poster kesepakatan kelas ditempat yang
dapat dilihat oleh seluruh siswa dan guru.
7. Lakukan Refleksi Kontrak Kesepakatan Kelas
Refleksi kontrak kesepakatan kelas dilakukan agar dapat
meninjau kembali jika ada kesepakatan yang perlu diganti, dihilangkan ataupun
ditambahin sesuai dengan kondisi kelas pada saat itu.
4.
Perhatikan Metode dan Model Pembelajaran
Penentuan model dan metode pembelajaran juga sangat
berpengaruh terhadap terciptanya pembelajaran berpihak pada siswa dan
pembelajaran yang menyenangkan sesuat dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Lakukan refleksi setelah melakukan Pembelajaran apakah model dan metode
tersebut sangat diminati atau tidak oleh siswa. Usahakan setiap pertemuan
menggunakan model ataupun metode yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan dan
jenuh dengan metode yang sama.
Kesimpulan
Pendidikan yang dilakukan oleh Guru dan orangtua terhadap
anak didiknya pada umumnya berdasarkan pada cara kebiasaaan yang dilakukan
secara terus menerus. Pendidikan yang berpihak kepada siswa adalah proses
memanusiakan manusia yakni pengangkatan manusia ke taraf Insani. Oleh
karena itu Guru harus mendididk
dengan lebih mmerdekakan manusia dari
aspek batin seperti dalam hal berpikir, menggambil keputusan, martabat dan
mentalitas demokratik sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya
sendiri.
Label: Pendidikan Guru Penggerak
1 Komentar:
Mantap.
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda