Senin, 12 April 2021

Pengambilan Keputusan yang Tepat & Bertanggung jawab

Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat atau yang dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara selaku pendiri Organisasi pergerakan nasional Indonesia yaitu Taman Siswa . Bapak pendidikan Kihadjar Dewantara sangat banyak pandangan mengenai pendidikan Indonesia. Menurut Beliau Pendidikan harus berpihak kepada Siswa sesuai dengan Zamannya dan Kodratnya. Konsep kepemimpinan yang dicetuskan oleh Bapak Kihadjar dewantara dikenal sebagai konsep pendidikan yang menggacu menggunakan Filosofi jawa dan menurut banyak orang konsep ini sangat relevan diterapkan oleh banyak organisasi bisnis di Indonesia. Walaupun begitu filosofi ini pertamakali digunakan dalam pendidikan dan dapat diterapkan oleh Para Guru. Filosi tersebut adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha , Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang artinya Dari depan memberikan teladan, Di tengah menggugah semangat, dan dari belakang memberikan dorongan.

· Dalam Ing Ngarsa Sung Tuladha, sebagai seorang guru harus memberikan teladan kepada siswa, Guru harus mampu menerapkan sikap sikap yang dapat dijadikan siswa sebagai teladan ataupun model untuk melakukan hal hal baik. Misalkan Guru selalu mengajarkan kepada siswa untuk disiplin waktu, maka seorang guru harus juga disiplin dalam masuk kelas, mengajar atau hal hal lain agar siswanya juga meniru sikap disiplin sang guru. Apabila sang guru mengajarkan disiplin namun guru tersebut tidak disiplin maka siswanya juga acuh tak acuh dengan kedisiplinan, Hal inilah yang menunjukkan kegagalan seorang guru dalam memberikan contoh teladan.

· Dalam Ing Madya Mangun Karsa, Sebagai seorang guru harus mampu membimbing siswanya untuk menggemabnagkan kemampuan siswanya. Guru harus rela untuk capek, menggeluarkan tenaganya untuk berpartisipasi dan memberi dukungan yang diperlukan oleh siswanya ataupun memecahkan permasalahan yang dihadapi pada saat pembelajaran. Seorang guru harus memiliki sikap terbuka terhadap kritikan dan saran untuk membangun atmosfer sekolah khususnya kelas menjadi positif hingga pada akhirnya seluruh warga sekolah memiliki komitmen, semangat dan motivasi untuk terus belajar dan berproses hingga berhasil.

· Tut Wuri Handayani, Seorang guru bisa menempatkan dirinya dibelakang untuk mendorong dan memotivasi siswa untuk terus belajar dan berproses hingga setiap siswa dapat berkembang dan berhasil dengan bakat yang dimilikinya. Guru bisa menumbuhkan kepercayaan diri dalam setiap diri individu dan percaya kepada setiap siswa. Guru menjalin komunikasi yang proaktif kepada setiap siswa terhadap keputusan keputusan dalam pembelajaran seperti membuat kesepakatan kelas, penggumpulan tugas dll.

Pengambilan Keputusan adalah suatu tindakan yang menentukan hasil dalam memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berpikir logis juga mempertimbangkan semua pilihan alternatif. Nilai nilai yang ada dalam diri pribadi seseorang merupakan sebuah pedoman yang sudah melekat dalam dirinya sendiri. Nilai nilai pribadi tersebut menjadi ciri khas/kepribadian seseorang dalam berperilaku dalam kehidupan sehari hari. Misalnya dalam diri saya, nilai yang sangat saya junjung dalam pengambilan keputusan adalah Kejujuran, Ketelitian, tanggungjawab, kerjasama dan kebaikan. Nilai nilai ini akan menjadi acuan saya dalam mempertimbangkan sebuah keputusan jika dihadapkan dalam sebuah situasi ataupun permasalahan khususnya dalam memutuskan pembelajaran. Ketika saya tidak mempertimbangkan nilai nilai tersebut bisa saja saya akan kecewa dan menyesal seumur hidup atas sebuah keputusan yang salah. Setiap orang memiliki nilai nilai yang berbeda.

Dalam proses Belajar dan Mengajar, disituasi tertentu posisi dan keadaan yang dihadapi oleh seorang guru tidaklah mudah. Terkadang guru harus bisa melawan antara Ego, Aturan dan empati terhadap situasi siswa di sekolah tersebut. Hal ini lah yang menjadi kesulitan pada diri seorang guru untuk mengambil sebuah keputusan, terutama dalam situasi siswa melakukan kesalahan namun ada pihak pihak tertentu yang harus diperhatikan.

Dalam Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti mentoring, Coaching ataupun Konseling. Dalam kegiatan Coaching Seorang guru mampu menggarahkan siswa untuk membuat keputusan dari setiap permasalahan yang dihadapinya dengna menggali kemampuan yang ada dalam dirinya sendiri. Untuk pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan memperhatikan Paradigma pengambilan keputusan, prinsip pengambilan keputusan dan menguji keputusan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Namun, sebelum pengambilan keputusan ada baiknya setiap masalah yang dihadapin merupakan dilema etika atau bujukan moral agar kita dapat menggambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Paradigma pengambilan keputusan adalah

1.  Individu Lawan Masyarakat ( Individual vs Community )

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar dimana individu ini juga menjaid bagiannya.

2.  Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( justice vs mercy )

Dalam paradigma ini, pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuaan yang sama bagi semua orang di satu sisi dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang.

3.  Kebenaran lawan kesetiaan ( truth vs loyalty )

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika, terkadang dalam pengambilan keputusan kita dilema mau berbuat jujur atau setia kepada orang lain.

4.  Jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term )

Dalam paradigma ini terkadang kita perlu memilih antara yang kelihatan baik untuk saat ini dan masa depan.

Adapun prinsip pengambilan keputusan adalah Berpikir berbasis hasil akhir ( Ends – Based Thinking ), Berpikir berbasis peraturan ( Rule – Based Thinking ), Berpikir berbasis rasa peduli ( Care Based Thinking ).

Untuk menentukan keputusan, ada baiknya kita menerapkan lengkah langkap pengambilan keputusan agar keputusan yang kita ambil tepat dan bertanggung jawab. Adapun Langkah langkah pengambilan dan pengujian keputusan adalah

1. Mengenali bahwa ada nilai nilai yang saling bertentangan dalam situasi

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah, seperti Uji legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Halaman depan koran, Uji panutan/idola.

5. Pengujian Paradigma benar lawan benar

6. Melakukan prinsip resolusi

7. Investigasi opsi trilema

8. Buat keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Harapannya setelah kita dapat menerapkan paradigma, prinip dan langkah langkah pengambilan keputusan , kita sebagai guru dapat menciptakan pembelajaran dan suasana sekolah yang menyenangkan, bahagia dan berpihak kepada siswa sehingga terciptalah merdeka belajar sesuai dengan harapan bapak Ki Hadjar Dewantara dan situasi pendidikan saat ini. Dengan demikan akan terciptalah pemimpin pemimpin pembelajaran yang bijaksana dan menerapkan konsep merdeka belajar yang berpihak kepada siswa.

Label:

Rabu, 09 Desember 2020

Berpihak atau Berpusat pada Siswa?

Tugas 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi – Pentingnya Budaya Positif

Tugas berbentuk Artikel

 

Berpihak atau Berpusat pada siswa?

Oleh

Dwi Theresia Sipangkar, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan I
SMA Negeri 1 Amlapura
Kab. Karangasem, Bali

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan sebuah kompenen yang sangat vital ataupun inti dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya rakyatnya dari belenggu kebodohan yang mampu menghancurkan suatu bangsa. Oleh karena itu, Pendidikan  dijadikan sebagai alat  dan media untuk menggembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.

Seiring dengan itu, kita sudah menggalami beberapa kali pergantian kurikulum yang diharapkan dapat membantu dalam memajukan sistem pendidikan Indonesia. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Pola pikir masyarakat dan kemajuan masyarakat mempengaruhi perubahan kurikulum. Perubahan dilakukan oleh Para pemangku kepentingan, karena mereka mengganggap bahwa kurikulum yang sedang berlangsung tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu diadakan revitalisasi kurikulum. Usaha perubahan kurikulum dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter yang memahami jati diri bangsanya, menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia Internasional.

Tulisan kali ini saya awali dengan pertanyaan “ Mengapa Harus Pendidikan yang Berpihak kepada siswa?”. Pendidikan yang  berpihak dan berpusat  kepada siswa merupakan 2 hal yang mirip namun tidak sama. Selama ini kita telah mendengar Pendidikan Indonesia menggunakan kurikulum Pembelajaran yang berpusat kepada siswa, Padahal pada dasarnya yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah Pembelajaran yang berpihak kepada siswa?. Apa bedanya pembelajaran yang berpusat kepada siswa dengan pembelajaran yang berpihak kepada siswa?. Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah kegiatan pembelajaran yang dikonsep dan disusun dimana siswa harus aktif mencari, membaca , memahami pembelajaran tanpa harus menggandalkan pengajaran dari Guru. Dalam hal ini, siswa harus membaca materi sebelum pembelajaran dimulai agar jika guru memulai pembelajaran siswa dapat mempertanyakan apa yang tidak diketahui agar tercipta pembelajaran yang interaktif, namun jika siswa tidak memiliki minat baca yang tinggi maka tujuan pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak dapat bercapai bahkan akan menghasilkan pembelajaran yang berpusat kepada guru.

Pada saat acara pembukaan Pendidikan Guru Penggerak, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) Nadiem Makarim secara virtual mengatakan “Cita cita kita hanya satu, pembelajaran yang berpihak kepada murid, pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid tersebut”. Semenjak Nadiem Makarim memimpin dunia pendidikan, slogan berpusat kepada siswa seakan hilang dan berganti menjadi Berpihak kepada siswa. Mengapa Demikian?. Saya sebagai seorang guru yang sedang menggikuti pendidikan Guru penggerak mulai menyadari ternyata Berpusat dan berpihak itu sama namun berbeda. Persamaan dalam pengaplikasian slogan tersebut menggandung makna bahwa pusat pembelajaran pada siswa, siswa harus lebih aktif dan berinovasi. Lalu apa perbedaan dari kedua slogan tersebut? . Berpusat pada siswa belum tentu siswa dapat aktif karena metode pembelajarannya yang menyamaratakan kemampuan siswa tanpa harus melihat latar belakang siswa, berbeda dengan Pembelajaran yang berpihak  pada siswa, yang dimana guru harus menggenal bakat, minat, kemampuan siswa dan menyesuaikan pembelajaraan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pemikiran pembelajaran yang berpihak kepada siswa tidak dapat dilepaskan dari peran penting dari Bapak Kihadjar Dewantara. Dasarnya tujuan dari pembelajaran yang berpusat kepada siswa dengan berpihak kepada siswa adalah sama, yaitu menggarakan tujuan pendidikan dalam empat dimensi yaitu tujuan jasmani, akal, rohani dan sosial. Jika menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, peran Pendidik sebagai Fasilitator dan Motivator . Sedangkan berpihak kepada siswa, peran pendidik sebagai Mitra belajar bagi siswa.

Pembelajaran Berpihak Pada Siswa

Secara Umum, Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuh kembangkanya anak – anak, yang dimana menuntun segara kodrat yang ada pada anak – anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Misalnya jika seorang anak melakukan perbuatan yang tidak baik, anak tersebut seharusnya bukan dihukum namun dinasehati  dan dituntun agar anak tersebut semakin berbudi pekerti yang baik.  Sebelum kita menggetahui proses penerapan pembelajaran yang berpihak kepada siswa ada baiknya kita menggenal nilai dan peran guru di sekolah. Untuk mewujudkan Pembelajaran yang berpihak kepada siswa maka seorang pendidik selain harus menguasai Kompetensi guru yang meliputi kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi sosial dan Kompetensi Profesional  seorang guru harus mengetahui peran dan nilai yang harus dimilikinya untuk diterapkan pada saat melakukan pembelajaran.  Nilai nilai yang harus dimiliki oleh Guru adalah Inovatif, Kolaborasi, Reflektif, Mandiri dan Berpihak kepada murid. Dalam hal ini Peran Guru adalah Menerapkan pembelajaran Student Wellbeing, Menuntun anak sesuai dengan kodratnya, Menerapkan Panca Darma Pembelajaran, Menerapkan pembelajaran sesuai dengan profil pelajar pancasila, Menghamba pada anak.

AdapunLangkah – Langkah dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa  dan merdeka belajar adalah

1.     Kenali Kodrat Siswa

Setiap manusia terlahir dengan memilliki kodrat ataupun kepribadian yang berbeda beda. Tidak ada manusia yang terlahir memiliki kepribadian yang sama bahkan anak kembar saja memiliki kepribadian yang berbeda. Dalam menggenali kodrat siswa seorang guru harus melakukan kerja sama dan menjalin komunikasi yang baik antara Teman Sejawat, Orangtua Siswa, Pemangku Kepentingan disekolah dan tokoh tokoh masyarakat yang mendukung pendidikan. Arti dalam menggenali kodrat siswa disni adalah seorang guru harus menggetahui latar belakang keluarga siswa, Bakat dan kemampuan yang ia miliki, dan kepribadian siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan Melakukan wawancara kepada orangtua siswa, Melihat data data siswa saat mendaftar sekolah, melakukan kunjungan rumah, melakukan tes kepribadian bahkan dengan melakukan sistem angket yang disrahkan kepada siswa. Tujuan dalam menggenali kodrat siswa agar guru mampu menentukan metode, model bahkan konsep pembelajaran yang akan dilakukan.

2.     Posisikan diri sebagai Manager

Banyak orang  tidak menyadari bahwa posisi guru di dalam kelas mempengaruhi perkembangan dan tingkah lakunya. Menghamba dan berpihak pada  siswa bukan bearti seorang siswa boleh sesuka hati bertindak kepada gurunya sehingga kewibawaan seorang guru hilang.  

Perhatikan Posisi Guru pada bagan Berikut  ; 




Setelah kamu menggamati bagan tersebut kamu termasuk posisi guru di bagian manakah?

Posisi guru yang tepat dalam melakukan pembelajaran yang berpihak kepada siswa adalah Guru sebagai Manager Kelas. Peran guru sebagai manager didalam kelas adalah Merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar.

3.     Buat dan Terapkan Kesepakatan Kelas

Manfaat dari penerapan kesepakatan kelas agar tercapainya pembalajaran yang berpihak kepada siswa. Kesepakatan kelas yang dilakukan oleh Guru dan Siswa tanpa adanya paksaan dan Ancaman. Kesepakatan kelas yang telah disusun bukan merupakan unsur aturan yang berisi hukuman ataupun pemberian hadiah, namun kesepakatan yang akan dilaksanakan secara terus menerus dari kesadaran diri sendiri. Cara melakukan Kesepakatan kelas adalah

1.      Tanya Pendapat Siswa

Berikan kepada setiap siswa untuk menyampaikan hal hal yang membuat ia tidak nyaman di dalam kelas dan harapan yang ingin dilakukan dan ia capai dalam kelas. Dengan demikian siswa mampu menceritakan kelas impian yang ingin ia lakukan.

2.      Tanyakan Ide dari Murid untuk mencapai Kelas Impian

Setelah siswa menceritakan Impian kelas yang ingin dicapai, berikan kembali ia waktu untuk menceritakan Harapan tentang kelasnya, baik dari hubungan teman, suasana kelas maupun harapannya dari Guru. Setiap Harapannya dapat dituliskan/Tempelkan dipapan harapan depan kelasnya. Kegiatan ini akan lebih efektif dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa daripada guru harus memberikan aturan aturan yang pada dasarnya tidak dapat menumbuhkan budaya positif dalam diri siswa.

3.      Ambil Kesimpulan Dari Ide Murid

Setelah setiap siswa menuliskan ide mencapai kelas impian, kembali diskusikan secara bersama dengan siswa untuk memastikan kesepakatan tersebut dibutuhkan di dalam keals atau tidak. Jika ada kesepakatan yang kurang, silahkan guru memandu siswa agar memahami kekurangan tsb untuk disepakati, jika ada yang tidak diperlukan kesepakatan tersebut boleh dihilangkan.

4.      Ubah Ide menjadi Kesepakatan Kelas

Setelah menyimpulkan seluruh ide, tuangkanlah ide tersebut dalam sebuah poster sehingga terbentuklah kesepakatan kelas. Kalimat yang disusun dalam kesepakatan kelas berupa kalimat Positif  Hindari penggunaan kata Jangan dan Dilarang, Contoh Jangan berlari menjadi Jalan dengan Hati hati. Pastikan kesepakatan kelas tidak terlalu banyak agar mudah dipahami dan dijalankan siswa.

5.      Tekankan Nilai psitif dari setiap kesepakatan

Setelah tersusun Kesepakatan kelas, Guru menjelaskan setiap nilai positif  dari kesepakatan yang telah dibuat. Contoh Kesepakatan Kelas , Kami Guru dan Murid saling menyanyangi. Maka nilai positif dari kesepakatan tersebut adalah nilai saling menyanyangi.

6.      Tandatangani Kontrak Kesepakatan

Untuk memiliki rasa kebersamaan dan rasa memiliki satusama lain, Guru dan siswa untuk menandatangani/pemberian cap,/pemberi nama pada lembar kesepakatan kelas.Lalu letakan poster kesepakatan kelas ditempat yang dapat dilihat oleh seluruh siswa dan guru.

7.      Lakukan Refleksi Kontrak Kesepakatan Kelas

Refleksi kontrak kesepakatan kelas dilakukan agar dapat meninjau kembali jika ada kesepakatan yang perlu diganti, dihilangkan ataupun ditambahin sesuai dengan kondisi kelas pada saat itu.

4.     Perhatikan Metode dan Model Pembelajaran

Penentuan model dan metode pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap terciptanya pembelajaran berpihak pada siswa dan pembelajaran yang menyenangkan sesuat dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Lakukan refleksi setelah melakukan Pembelajaran apakah model dan metode tersebut sangat diminati atau tidak oleh siswa. Usahakan setiap pertemuan menggunakan model ataupun metode yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dengan metode yang sama.

Kesimpulan

Pendidikan yang dilakukan oleh Guru dan orangtua terhadap anak didiknya pada umumnya berdasarkan pada cara kebiasaaan yang dilakukan secara terus menerus. Pendidikan yang berpihak kepada siswa adalah proses memanusiakan manusia yakni pengangkatan manusia ke taraf Insani. Oleh karena  itu Guru harus mendididk dengan  lebih mmerdekakan manusia dari aspek batin seperti dalam hal berpikir, menggambil keputusan, martabat dan mentalitas demokratik sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. 


Label:

Meningkatkan Nilai Budaya Positif melalui Kerja kelompok dengan menggunakan google Slide

 

Rancangan Aksi Nyata 1.4

Judul Modul : Meningkatkan Nilai Budaya Positif  melalui Kerja kelompok dengan menggunakan google Slide


Nama              : Dwi Theresia Sipangkar, S.Pd
Calon Guru Penggerak, Angkatan I
SMA Negeri 1 Amlapura
Kab. Karangasem, Bali


            A. Latar Belakang

Proses pembelajaran yang berpihak kepada siswa untuk menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif  dengan menggunakan metode Kerja Kelompok. Dalam kegiatan ini, karena pembelajaran masih dilakukan secara Daring ( Online ), agar kerja kelompok dapat terlaksana dengan baik, dapat dipantau dan kreatifitas siswa dapat tersalurkan walaupun tidak tatap muka maka solusi pembelajaran kerja kelompok dengan menggunakan Google Slide.  Dengan menerapkan pembelajaran kerjakelompok dapat menumbuhkan nilai nilai positif seperti Tanggung Jawab, Disiplin, Kerja Sama, Peduli dan Kreatif. Melihat perkembangan teknologi yang semakin pesat, nilai nilai tesebut sudah mulai berkurang dalam diri siswa, maka dengan mengkolaborasikan teknologi di dalam pembelajaran dapat membawa dampat positif dalam kehidupan sehari hari terutama pada saat pembelajaran.

B. Tujuan 

Tujuan dari Kegiatan aksi Nyata ini adalah

  • Menumbuhkan Budaya Tanggung Jawab, Disiplin, Kerjasama, Peduli dan Kreatiif pada diri Siswa  
  • Mewujudkan Merdeka Belajar  
  • Mewujudkan Pembelajaran yang Menyenangkan, Interaktif dan sesuai dengan kodratnnya

C            C. Tolak Ukur

Tolak Ukur ketercapaian kegiatan ini dengan tercapainya beberapa kegiatan seperti :

  • Terlaksanakanya pembelajaran dengan menggunakan Google SlideSiswa
  • mampu mempertanggungjawabkan hasil karya dan diskusi yang terlaksana melalui Google Slide
  • Terciptanya Merdeka Belajar
  • Terciptanya Karakter Profil Pelajar Pancasila dalam diri siswa

                D. Linimasi Tindakan yang akan dilakukan

Rancangan Tindakan yang akan dilakukan adalah

  • Guru Mempersiapakan RPP yang berpihak kepada Siswa dan menerapkan Metode Merdeka Belajar
  • Guru Memberikan pelatihan cara menggunakan Google Slide kepada Siswa
  • Siswa membentuk Kelompok dan melakukan diskusi kelompok dengan Menggunakan Google Slide
  • Siswa Melaporkan hasil kerja kelompok
  • Melakukan Refleksi 

        E. Dukungan yang diperlukan

Untuk tercapainya kegiatan ini, pastinya memerlukan dukungan. Dukungan dukungan yang diperlukan dalam pmelakukan tindakan ini adalah

  • Adanya dukungan sarana dan prasarana serta motivasi dari Pemangku Kepentingan Sekolah, Teman Sejawat
  • Adanya Kolaborasi dengan Guru bidang studi lain serta teman sejawat lainnya
  • Terjadinya Komunikasi anatar Guru dan Orangtua. 


SALAM DAN BAHAGIA


C

Label:

Selasa, 08 Desember 2020

Mewujudkan Kesepakatan Belajar untuk pembelajaran yang berpihak kepada Kodrat Siswa

 

Tugas 1.4.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Budaya Positif

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menerapkan prinsip budaya positif di dalam proses pendidikan di sekolahnya sendiri, dalam bentuk kesepakatan kelas.




KESEPAKATAN KELAS


Perkembangan teknologi mempengaruhi perkembangan Ilmu pengetahuan terutama dalam metode pembelajaran disekolah. Pada awalnya pembelajaran berpusat kepada guru dengan berjalannya waktu dan perkembangan pendidikan, sekarang ini pendidikan berpusat kepada siswa. Pembelajaran yang berpusat terhadap siswa bukan hanya pembelajaran yang mengaplikasikan bahwa siswa harus banyak belajar namun pembelajaran yang berpusat kepada siswa adalah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pembelajaran yang berpihak kepada siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman diharapkan mampu menghasilkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Jika kita mengamati, banyak kasus kekerasan dalam pendidik. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mengapa terjadi pembelajaran yang monoton? Mengapa banyak siswa yang tidak aktif?. Hal tersebut terjadi karena mulai berkurangnya karakter siswa karena pengaruh teknologi dan pembelajaran dikelas bukan berpihak kepada siswa namun karena kemauan guru dan kemampuan guru. Seorang guru tidak mengganalisis sebatas apa kemampuan seluruh siswanya, Latar belakang siswanya dan zaman siswa. Untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi pada saat pembelajaran yang saya lakukan terutama pada saat pembelajaran daring ini, saya dan siswa melakukan Kesepakatan Belajar. Kesepakatan Belajar ini adalah kesepakatan yang disusun secara bersama sama antara saya dan siswa untuk diterapkan secara terus menerus dan jika  dikemudian hari kesepakatan tersebut ada yang tidak sesuai maka kesepakatan tersebut akan ditambahin atau dikurangi sesuai kesepakatan seluruh anggota kelas.

Langkah langkah Kesepakatan

Pada masa pandemi ini, pembelajaran Daring sangat menjadi solusi untuk mendapatkan Pendidikan, termasuk saya melakukan pembelajaran disekolah dengan menggunakan sistem daring. Kondisi pandemi seperti ini yang tidak memungkinkan untuk mendatangkan siswa ke sekolah, maka saya melakukan kesepakatan kelas melalui media whatshaap Group. Sebelum saya memulai dalam hal kesepakatan kelas, saya terlebih dahulu menjelaskan Tujuan, maksud dan manfaat kesepakatan kelas kepada siswa melalui chat group. Setelah siswa menggerti dan paham maka saya melakukan votting apakah kesepakatan ini dilakukan melalui chat group atau melalui video conference. Hal in saya lakukan melihat kondisi siswa yang tidak semuanya mempunyai HP sendiri karena beberapa harus berbagi dengan keluarga lain, tidak semua siswa mempunyai kuota yang banyak karena sebagaian hanya memiliki kuota chat, tidak semua siswa yang mampu menggunakan aplikasi Vicon, dan  siswa mempunyai kesibukan masing masing karena ada beberapa yang sedang menggikuti remedia dengan guru bidang studi. Maka hasil votting melalui chat group, suara terbanyak memlih melalui chat group. Setelah itu saya memulai dengan meminta siswa untuk menuliskan Hal yang boleh dilakukan dalam kelas dan hal yang tidak boleh dilakukan oleh siswa. Siswa menulis di kertas selembar dan memfotonya dikirim di group WA. Hal ini bertujuan agar seluruh siswa dapat saling melihat kesepakatan individu. Setelah itu Sekretaris menggabungkan kesepakatan yang telah diberikan oleh teman satu kelas. Lalu dari kesepakatan tersebut dipilih kesepakatan terbanyak dan kesimpulan kesepakatan karena ada beberapa kalimat yang mempunyai makna yang sama. Setelah dapat 5 Kesepakatan, saya dan seluruh siswa menyepakati akan terus melakuakn kesepakatan ini baik pada saat pembelajaran daring maupun pembelajaarn tatap muka dan jika dikemudian hari kesepakatan ini ad ayang rancu maka kesepakatan ini boleh ditambahin ataupun dikurangi sesuai keinginan seluruh anggota kelas. Nah 5 Kesepakatan kelas tersebut di susun dalam bentuk poster dan di tanda tangani siswa. Proses penanda tanganan kesepakatan ini juga dilakukan secara daring dengan cara siswa menggirim foto tanda tangan melalui wa. Siswa yang dapat mengedit poster, maka ia yang mempuat poster kesepakatan kelas tersebut dan dikirim ke group agar siswa dapat membaca, print dan tempel di rumah masing masing.

Tindakan yang saya lakukan sebagai Guru Kepada Murid

Tindakan yang saya lakukan sebagai seorang guru dalam menyikapi kesepakatan belajar adalah

·         saya menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya kesepakatan belajar

·         Saya memandu siswa agar mau menggeluarkan pendapat

·         Saya memberi motivasi dan komitmen agar saya dan seluruh siswa melaksanakan Kesepakatan kelas secara terus menerus

·         Saya memberi pedoman kepada siswa agar tidak menggunakan Kata Jangan/Tidak boleh namun membuat kesepakatan dengan kalimat yang positif, membuat kesepakatan bukan aturan belajar,

·         Saya memandu siswa agar kesepakatan belajar yang disusun bukan menggandung makna hukuman  ataupun hadiah namun kesepakatan belajar disusun agar menumbuhkan budaya positif dalam kelas atas kesadaran dari diri sendiri bukan karena paksaan

Respon Siswa

Pada awalnya respon siswa tidak terlalu berantusias, namun setelah saya menjelaskan melalui Voice Note di group, siswa menjadi antusian menciptakan kesepakatan belajar agar terwujudnya pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Terlihat saat siswa menggirimkan usulan kesepakatan dari individu dan penggiriman Tanda tangan.

Tantangan dan Keberhasilan yang dihadapi

Tantangan yang dihadapi dalam menyusun kesepakatan kelas adalah siswa takut takut dalam menggeluarkan usulan/pendapat hal ini disebabkan karena siswa ragu dan merasa takut  salah bertindak. Selain adanya sikap pesimis dari diri siswa, tantangan saya adalah waktu siswa. Siswa yang sedang membantu orangtua, siswa yang sedang remedial PAS membuat ada beberapa siswa yang slow respon. Namun mereka berjanji saat pekerjaan mereka selesai mereka langsung memberi usulan pendapat. Hal ini merupakan salah satu keunggulan membuat kesepakatan kelas, siswa mampu berinteraksi tanpa ada batasan waktu namun kekurangannya kesepakatan tersusun membutuhkan waktu yang lebih baiknya lagi. Namun Tantangan tersebut tidak menjadi penghalang untuk membentuk Kesepakatan kelas, Sehingga kesepakatan kelas sudah terbentuk dan ditanda tangani olehs eluruh anggota kelas.


Bukti, Proses dan Hasil Kesepakatan Belajar

SALAM DAN BAHAGIA

Label: ,

Jumat, 04 Desember 2020

Mengamalkan Keberagaman Melalui Penayangan Film Dokumenter untuk meningkatkan Nilai Intrinstik Siswa

 




HASIL AKSI NYATA MODUL 1.2
(NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK )

 

Mengamalkan Keberagaman Melalui Penayangan Film Dokumenter untuk meningkatkan Nilai Intrinstik Siswa

Oleh :

Dwi Theresia Sipangkar, S.Pd
Calon Guru Penggerak, Angkatan 1
SMA Negeri 1 Amlapura
Kab. Karangasem, Bali

A. Latar Belakang

Pendidikan Sebagai Lembaga untuk membentuk karakter siswa dan perkembangan siswa dengan menerapkan pemikiran Bapak KHD. Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidikan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri Individu secara terus – menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila yang menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK ( Penguatan Pendidikan Karakter ), yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan. Masing masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri sendiri, melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan Membentuk keutuhan pribadi. Peran Guru sangat penting dalam pendidikan dan ia harus menjadi sosok yang mencerahkan yang membuka alam dan pikir serta jiwa memupuk nilai nilai kasih sayang, nilai nilai keteladan , nilai nilai perilaku, nilai moralitas dan  nilai  Kebhinekaan. Dalam hal ini upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk memupuk nilai nilai tersebut yang dapat dikolaborasikasi saat melaksanakan Proses pembelajaran melalui penayangan Film Dokumenter.  Hal ini diharapkan siswa dapat melihat secara nyata keadaan kehidupan sehari hari dan siswa dapat menentukan tindakan yang benar jika menggalami hal yg serupa di dunia nyata.

            Perkembangan Teknologi Mempengaruhi kehidupan bermasyarakat termasuk juga dalam dunia pendidikan. Alat alat teknologi yang semakin hari semakin canggih sangat membantu masyarakat dalam mencari Ilmu dan Pengalaman hidup. Melihat kondisi tersebut, Pendidikan juga harus bergerak maju dan mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan teknologi khususnya saat melakukan proses pembelajaran terutama pada kondisi saat ini ( Pandemi Covid – 19). Segala Proses aktivitas terutama proses pembelajaran menghandalkan Teknologi. Salah satu cara dalam memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman adalah dengan Penayangan Film Dokumenter. Dalam pemanfaatan penayangan film dokumenter diharapkan siswa lebih menangkap materi pembelajaran dan mempermudahkan siswa dalam pengaplikasian ilmu tersebut. Menurut Saya, Film sangat menarik dan salah satu hal yang banyak diminati dikalangan siswa sehingga penyangan film dokumenter menjadi sebuah edukasi yang sangat membangun dan sesuai dengan Kodrat zaman dan Kodrat alam.

B.     Deskripsi Aksi Nyata

Pada Kegiatan Modul 1.2 Tentang Nilai dan Peran Guru penggerak, Para Calon Guru Penggerak ( Saya ) dapat mengaplikasikan pembelajaran yang di dapatkan selama menjalani pendidikan. Pada aksi nyata kali ini, saya melakukan kegiatan penayangan film dokumenter untuk meningkatkan nilai intrinstik siswa.  Untuk menunjang keberhasilan saya dalam melakukan kegiatan ini , ada beberapa hal yang perlu saya lakukan adalah

1.      Memilih Film/Video yang cocok dan sesuai dengan Materi

Kegiatan ini sangat penting saya lakukan agar guru tidak salah menggirim video dan sudah memastikan video yang di pertontonkan dari alam hingga akhir merupakan film/Video yang layak dan pantas untuk ditayangkan di hadapan siswa. Hal ini mengantisipasi guru salah menggirim video/Film, maka untuk menghindari kejadian tersebut Guru harus membuat list/Daftar video yang akan dipertontonkan kepada siswa. Setelah mendapatkan List Video/Film tersebut, saya melakukan koordinasi dengan Guru/Teman sejawat untuk memastikan bahwa video tersebut sangat bagus ditonton oleh siswa bahkan saya meminta rekomendasi dari Guru/teman sejawat judul film yang cocok untuk siswa.

2.      Membagikan Link Video ke LMS Sekolah

Pandemi Covid – 19 telah mempengaruhi cara dan metode pembelajaran bagi siswa dan Guru di sekolah. Guru dan siswa melakukan proses pembelajaran dengan bantuan teknologi dan bertemu dalam dunia maya ( Digital ). SMA Negeri 1 Amlapura tempat saya bertugas, mempunyai LMS Sekolah, Sehingga guru memberikan hak merdeka belajar kepada siswa. Siswa belajar tidak terpaku dalam satu tempat ataupun dalam waktu yang bersaman. Siswa diberikan kebebasan untuk mengakses materi yang diberikan oleh Guru dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Sehingga siswa dapat mengatur waktu mereka. Tak dapat dipungkiri pandemi Covid – 19 sangat juga berdampak pada perekonomian, ada beberapa siswa yang harus bekerja dan membantu kedua orangtuanya di rumah untuk bekerja agar dapat membantu perekonomian keluarga. Sehingga dengan diberikan kebebasan belajar siswa mampu membagi Waktu mereka dengan tetap memprioritas belajar.

3.      Guru memberikan penjelasan proses pembelajaran melalui Voice Note di Wagroup

Setelah memberikan materi dan link video yang akan ditonton, Guru menjelaskan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada hari tersebut melalui Group Kelas. Dalam Group, siswa bukan hanya sekedar mendengar penjalasan, namun melalui group ini guru selalu menyapa siswa dan siswa juga dapat bertanya jika ada materi yang tidak dapat dimenggerti dan perlu dipertanyakan.

  1. Guru Memberikan Kebebasan dalam Hal penggumpulan tugas

Seperti aksi nyata saya pada modul 1.1, Pada aksi nyata 1.2 ini saya juga menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.  Maka untuk aksi nyata dan pembelajaran yg telah saya lakukan, secara konsisten telah menerapkan kebebasan dan hak merdeka kepada siswa dalam bentuk penggumpulan tugas. Hal ini disambut baik oleh siswa, karena mereka dapat menggumpulkan tugas sesuai dengan kemampuan dan inovasi mereka.

  1. Membentuk Kelompok Persentasi

Tujuan pembentukan kelompok yang saya lakukan adalah menumbuhkan nilai Toleransi, saling menghargai, saling menghomati, menerima pendapat teman, Belajar menyampaikan pendapat, belajar menggatur waktu dan sebagainya. Dalam Proses Pembagian kelompok, saya menentukan secara acak, karena tidak seluruh siswa mempunyai sarana dan prasarana yang lebih, sehingga bagi siswa yang mempunyai alat teknologi yang mendukung bersama temannya yang tidak memiliki teknologi. Hal ini bertujuan untuk menggajarkan kepada mereka untuk berbagi dan meningkatkan rasa empati dan simpati pada sesama teman satu kelas. Sehingga nantinya diharapkan mereka saat di masyarakat mampunyai empati yang tinggi untuk menolong orang yang m,embutuhkan pertolongan. Bentuk Hasil kerja kelompok diserahkan kepada anggota kelompok sesuai dengan kemampuan dan kreativitas masing masing kelompok.

  1. Menjalin Komunikasi kepada Orangtua

Pada aksi nyata kali ini, Saya tetap menjalin komunikasi kepada orangtua siswa terutama bagi siswa yang kurang aktif saat pembelajaran. Hal ini bertujuan agar Guru dan orangtua tetap berkerjasama mendampingi proses tumbuh berkembangnya siswa. Berhubung karena kondisi jarak dan kesibukan maka saya menjalin komunikasi dengan orangtua siswa hanya melalui Telepon. Namun Kegiatan tersebut tidak menggurangi jalinan dan kerjasama diantara saya dan orangtua.

  1. Hasil Aksi Nyata

Hasil aksi nyata yang  saya lakukan ternyata hasilnya luar biasa. Awalnya saya pesimis bahwa siswa akan melakukan diskusi kelompok karena, kesulitan melakukannya, peralatan minim yang dimiliki oleh siswa, beberapa orang yang memiliki kemampuan & pengetahuan teknologi yang kurang,  jarak sesama siswa yang berjauhan dan kondisi pandemi Covid – 19 yang tidak dapat bertemu tatap muka. Sikap Kemauan untuk berproses dan belajar, Kerja keras dan pantang menyerah yang dimiliki oleh siswa menghasilkan sebuah hasil yang memuaskan. Seluruh siswa saling berbagi, menerima keadaan teman untuk menyesuaikan waktu dalam berdiskusi, saling bertukar pendapat mampu menyelesaikan tugas kerja kelompok yang saya berikan. Bentuk karyanya juga bermacam macam, ada artikel, Powerpoint dan video. Proses diskusinya yang mereka lakukan ada dengan Video Call, Chat WA Group, dan Call sesuai dengan kesepakatan kelompok.

Selain Hasil diskusi kelompok yang luar biasa, ternyata antusias mereka dalam menonton Film Dokumenter yang saya berikan juga sangat membantu mereka dalam menerapkan nilai nilai kehidupan. Mereka secara bebas menentukan waktu dalam menonton video tersebut. Melalui video nilai nilai toleransi yang saya berikan tersebut mereka mampu menerapkan sikap toleransi, saling menghargai dikehidupan mereka. Sebagai bukti nyata mereka berhasil menerapkan toleransi pada proses kerja kelompok, Bahkan ada seorang anak yang melakukan aksi nyata dengan membagikan masker kepada tetangganya yang berbeda suku dan agama dari dirinya.

  1. Rancangan yang perlu diperbaiki

Kegiatan yang perlu saya perbaiki dalam kegiatan aksi nyata ini agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada aksi nyata berikutnya adalah

  1. Memilih Video/Film yang durasinya tidak terlalu lama karena memakan kuota yang banyak sehingga sangat berdampak kepada siswa
  2. Memberikan pengetahuan/Ketrampilan kepada siswa dalam dalam melaksanakan proses diskusi secara bersama dalam aplikasi seperti penggunaan googleslide, penggunaan canva dll, agar siswa pengalaman siswa bertambah dan mampu lebih banyak menghasilkan kreasi yang inovatif
  1. Refleksi Tindakan Aksi Nyata

Berdasarkan Hasil Aksi nyata yang telah saya lakukan, proses pembelajaran dengan penayangan Film dan penerapan Diskusi kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan menumbuhkan sikap toleransi, berpikir kritis, belajar menggeluarkan pendapat, menghargai pendapat teman dan keadaan latar belakang teman sehingga muncul sikap emapti dan simpat. Melalui penayanagn film dan diskusi ini juga dapat menciptakan proses pembelajaran yang berpihak kepada siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sehingga terciptalah merdeka belajar dan terbentuklah profil pelajar Pancasila.


Lampiran 

Berikut beberapa bukti aksi nyata yang telah saya lakukan dan beberapa perwakilan hasil bentuk kerja kelompok siswa..



Waktu dan Tempat tidak menjadi penghalang siswa dalam belajar. Terbukti siswa menonton dan melakukan berdiskusi setelah membantu orangtua di Sawah












Link Video dan Pertanyaan menggenai video yang dipertontonkan di tampilkan dalam LMS Sekolah sehingga siswa mendapatkan hak untuk belajar sesuai dengan waktu yang ia tentukan sendiri.





 Siswa Melakukan saling menggeluarkan pendapat di LMS Sekolah








Siswa melakukan diskusi kelompok melalui Chat Group kelompok










Berikut hasil kerja kelompok siswa dari beberapa kelompok
Tugas kelompok ada yang berupa video kelompok, ada juga yang berbentuk Powerpoint.
berikut link tugas kelompok siswa    https://www.youtube.com/watch?v=c_hctCsvUMs&feature=youtu.be









Salam & Bahagia

Label: