Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Kihadjar Dewantara
AKSI
NYATA MERDEKA BELAJAR
TUGAS
1.1.A.10 AKSI NYATA – PENERAPAN PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA DI KELAS DAN
SEKOLAH
NOT
SCHOLAE SED VITAE DISCIMUS ( BELAJAR BUKAN UNTUK NILAI SEKOLAH NAMUN DEMI NILAI
KEHIDUPAN )
Oleh
Dwi Theresia Sipangkar, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan I
SMA Negeri 1 Amlapura
Kab. Karangasem, Bali
A. Latar
Bealakang
Peran
Pendidikan sangatlah penting pada kehidupan sehari hari terutama untuk kemajuan
Bangsa Indonesia. Perkembangan Pendidikan dari zaman Pra aksara ( Sebelum
Menggenal Tulisan ) hingga masa sekarang ini telah banyak menggalami
perkembangan yang sangat membantu kehidupan dan pola pemikiran manusia. Awalnya
manusia hanya menggandalkan Insting dan penggetahuan alam, lalu munculnya
aksara, hingga perkembangan teknologi yang sangat mempengaruhi kehidupan
sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Pendidikan dijadikan sebagai media
untuk menggembangkan kemampuan dan watak serta peradaban martabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk menggembangakan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Berakhlak, Mulia, Sehat,Berilmu, Cakap, Kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang pertanggung jawab.
Perkembangan
teknologi mempengaruhi kemajuan dunia pendidikan saat ini. Sehingga Peran
pendidikan di zaman dulu dengan pendidikan zaman sekarang sangatlah berbeda.
Peran pendidikan zaman dulu berorientasi pada pembentukan karakter dan akhlak
bagi siswa melalui pembelajaran yang dibiasakan dalam kegiatan sehari hari,
metode pembelajaran zaman dulu diberikan secara langsung kepada siswa, dan
mendengarkan penjelasan dari guru. Namun tidak adanya pada zaman sekarang yang
sudah berorientasi pada teknologi, sehingga pendidikan sekarang berorientasi
pada nilai akhir yang diperoleh melalui serangkaian nilai tugas dan ujian.
Padahal dizaman teknologi ( Milenial ) ini sangatlah penting berinovasi dengan
teknologi tanpa menghilangkan pendidikan karakter yang dapat terkikis karena
perkembangan zaman menuju era globalisasi dan modernisasi, sedangkan metode
pembelajaran sekarang, siswa diberikan ruang gerak ataupun kebebasan untuk
mencari ilmu pengetahuan atau informasi sebaganyak mungkin tanpa dibatasi oleh
pengetahuan yang dimiliki oleh gurunya.
Mengamati
perkembangan teknologi dan pendidikan, Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sangatlah
penting diterapkan pada era zaman sekarang. Yang dimana Para pendidik dapat
menerapkan Filosofi pendidikan “ Tut
Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa , Ing Ngarsa Sung Tulada “ yang artinya
“ Dari Belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan Arahan, pada
saat bersama siswa seorang guru harus mampu menciptakan Pra karsa dan Idea dan
ketika guru di depan seorang guru harus memberi teladan dan contoh dengan
tindakan yang baik”. Jika Filosofi pendidikan tersebut di jalankan dengan Baik
maka terciptalah Student Wellbeing yaitu Siswa dan Guru berkolaborasi bersama
untuk menggali dan menggembangkan Potensi Murid dan mengakomodasi karakteristik
masing masing untuk terciptanya pembelajaran yang berpihak pada siswa dan
pembelajaran yang menyenangkan.
Indonesia
yang pada saat ini mengalami krisis karakter bangsa yang ditujukan dengan
rendahnya Sopan Santun remaja, tawuran dan budaya nyontek serta perilaku yang
korupsi juga merupakan perwujutan pendidikan karakter yang sangat miris.
Filososfi pendidikan Bapak Kihadjar Dewantara yang berorintasi pada nilai nilai
budaya lokal, diharapkan mampu untuk membantu pembentukan karakter. Maka,
Peranan Nilai nilai budaya bali yang dijalankan dikehidupan sehari hari mampu
membantu menggembangkan pendidikan karaker. Nilai nilai karakter dalam
pendidikan akan sejalan dengan nilai budaya bali jika yang terlebih dahulu
dijunjung dan dilaksanakan oleh orang bali. Oleh karena itu, dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter disekolah , nilai nilai budaya tersebut
dapat diintegrasikan dalam pembalajaran baik pembelajaran secara Daring maupun pembelajaran secara Luring.
B. Kegiatan Aksi Nyata
Kearifan
lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah terbentuk
sebagai suatu keunggulan budaya masyarakat setempat. Kearifan Lokal merupakan
produk budaya masa lalu yang patut dan secara terus menerus dijadikan sebagai
Pegangan Hidup. Pengotimalan sekaligus memperkenalkan nilai nilai yang ada pada
budaya lokal bali untuk diterapkan pada pembelajaran yang Merdeka belajar dan
kehidupan sehari hari oleh Peserta didik secara aktif dan sistematis sehingga
terciptalah Pribadi Yng berkarakter Baik.
1.
Persembayangan
Tri Sandhya ( Bagi Hindu dan Umat Lain menjalankan sesuai dengan kepercayaan
masing masing )
Dalam Ajaran Umat Hindu
Persembayangan Tri Sandhya artinya Pergantian Waktu. Pada Aktivitas
pembelajaran secara Tatap Muka, Persembayangan ini Biasanya dilakukan secara
bersama antara Siswa dengan guru di lapangan sebelum dimulainya kegiatan
belajar mengajar dan Pada siang hari tepatnya pukul 12.00 dengan menghentikan
sejenak kegiatan dan melaksanakan persembayangan dari kelas masing masing secara
bersamaan. Nilai Budaya yang dapat ditanamkan pada siswa adalah Selalu Mengingat
Tuhan dan melakukan proses penyucian diri agar dapat menghilangkan Sifat sifat
Negatif yang disebabkan oleh penggaruh sekitar dan meningkatkan pengaruh
positif dalam diri manusia sehingga
tercipta kehidupan yang lebih baik, keharmonisan dan keseimbangan yang
baik dengan sesama makhluk hidup maupun alam semesta. Pada Masa Pembelajaran
Daring ini siswa menajalankan Persembayangan Trisandya dirumah masing masing
dengan kesadaran sendiri dan kemauan diri sendiri, namun Guru tetap memberi
motivasi untuk mengingatkan siswa dalam menjalankan persembayangan. Namun pada
Siswa yang beragama Non Hindu tetap diajari untuk ikut melakukan persembayangan
sesuai dengan Ajaran agama yang dianut. Kegaiatan kali ini saya tidak meminta
siswa untuk mendokumentasi kegiatan persembayangan karena saya ingin
mengajarkan kepada siswa untuk melakukan ajaran Keagamaan bukan karen atas
perintah karena takut nilai rendah atau dimarahin, namun siswa dapat melakukan
persembayangan karena kesadaran dari diri sendiri bahwa dia harus ingat Tuhan
dan selalu memohon dan mengucap syukur kepada Tuhan, sehingga siswa dapat
mempertanggungjawabkan kepada Tuhan, Sehingga kelak jika sudah dikehidupan
sehari hari, mereka mampu menjalankan ibadah keagamaan tanpa harus diperintah.
2. Siswa
diberikan Kebebasan dalam Belajar, Menggerjakan Tugas dan Menggumpulkan Tugas
Sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona, sejak awal Maret 2020 pemerintah telah menerapkan pembelajaran secara daring. Pembelajaran Daring Saya lakukan dengan menggunakan LMS ( Learning Manajemen System ) Internal milik SMA Negeri 1 Amlapura dengan situs http://daring.sman1amlapura.sch.id. Siswa dapat mengakses materi dan menggumpulkan tugas melalui link tersebut. Pada pembelajaran Daring ini, melihat kondisi dan peralatan yang dimiliki oleh beberapa siswa yang sangat terbatas, maka saya tidak melakukan pembelajaran secara Video Conference, namun saya menyerahkan Materi dalam LMS dan Penjelasan materi melalui Voice Note di dalam Whatsapp Group. Hal ini bertujuan agar siswa yang terkendala sinyal, berbagi ala ( HP, Kompeter ) kepada oarangtua atau kakak beradik dapat mendengarkan penjelasan pada saat mereka ada waktu dan mereka dapat mendengarkan secara berulang ulang. Sehingga terciptalah pembelajaran yg merdeka belajar, kebebasan belajar di waktu yg tak ditentukan,kapan saja dan dimana saja. Berbeda jika melakukan pembelajaran secara Vcon, yang sangat sulit dijangkau oleh semua siswa dan tidak dapat diputar berulang ulang dan menghabisakan kuota yang cukup banyak daripada pembelajaran dengan Voice Note.
Gambar 1. Contoh Voice Note dilakukan di Group Whatsapp
Gambar 2. Penyampaian Materi melalui LMS Sekolah
Penggumpulan Tugas
dilakukan sesuai dengan kemampuan kreativitas siswa. Pada awal sebelum
mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Tugas dikumpulkan hanya satu bentuk saja
sesuai dengan keinginan Guru. Namun, sekarang setelah menerapkan merdeka
belajar dan berpihak pada siswa, Siswa diberi kebebasan untuk menggumpulkan
tugas terserah dalam bentuk apa saja namun tetap mengikuti topik pembelajaran
sehingga pada saat penggumpulan Tugas, bentuk tugas yang terkumpul ada yang
berbentuk Puisi, Video, tiktok dan artikel dan ada juga yang hanya sekedar
menjawab. Namun semua bentuk karya saya terima karena menurut saya itu
merupakan hasil karya siswa sesuai kemampuannya. Dampak positif yang saya
rasakan ketika siswa diberikan kebebasan menggumpulkan tugas, dulunya siswa
tidak aktif mengikuti pembelajaran dan menggumpulkan tugas, sekarang ketika ia
diberikan kebebasan dia menggumpulkan tugas walaupun terkadang tugasnya tidak
semaksimal yang kita harapkan. Namun, saya tetap menerima tugas tersebut dan
semakin memotivasi siswa untuk terus berinovasi, menggali kemampuan yang dimiliki,
dan jangan pernah takut untuk berkarya.
Saya percaya, perlahan dengan dibiasakan siswa untuk berkarya sesuai
dengan kemampuan dan kreativitas yang dimiliki siswa akan terlatih untuk
Mandiri dan menciptkan hal hal yang baru, Perlahan dengan berjalannya waktu
maka Budaya Menyontek ataupun Plagiat dalam diri siswa akan luntur dan
tergantikan dengan Budaya yang terus berkarya dan berproses sehingga muncullah
karakter karakter pemimpin masa depan yang mampu membangun Indonesia menjadi
yang lebih baik.
Contoh Bentuk
Penggumpulan Tugas Mata Pelajaran Sosiologi “Interkasi Sosial dan Tindakan Sosial “
Tugas Ni Kadek Erika Ariyanti Link https://vt.tiktok.com/ZSCfjx31/
Tugas I Kadek Rian Widiaputra Link https://youtu.be/ujUb3krSrtU
3. Berkolaborasi
dengan Guru BK dan Orangtua
Pendidikan Siswa tidak
akan berhasil jika hanya dilaksanakan oleh satu Pihak saja yaitu Guru Bidang Studi,
Namun pendidikan akan berhasil jika dilakukan secara berkolaborasi atau
membangun Hubungan yang baik antara Guru Bidang Studi, Wali Kelas, Guru BK dan
Orangtua. Pada Pertemuan ini, banyak hal yang dapat disampaikan ataupun di
sharingkan oleh orangtua dan Guru, Seperti kendala yang dihadapi oleh Siswa
dalam proses pembelajaran, Orangtua dalam menggawasi anaknya sehingga permasalahan yang dihadapi dapat di
selesaikan dengan mencarikan solusi yang tidak merugikan pihak manapun. Hal ini
sangat baik untuk terlaksananya Merdeka belajar yang berpihak kepada siswa.
Gambar Pertemuan Guru/Wali Kelas, BK dan Orangtua Siswa
C.
Kesimpulan
Pendidikan itu
merupakan suatu tuntutan di dalam hidup tumbuh kembangnya anak anak. Dimana
Peran Pendidikan terutana seorang Pendidik harus menuntun anak sesuai kodrat
yang dia miliki. Anak anak adalah manusia biasa yang mempunyai kepribadian,
karakter, kemampuan , kekuatan, kreativitas yang berbeda beda sesuai dengan
kodrat yang dimilikinya, sehingga kita sebagai pendidik tidak mempunyai hak
untuk mengharapkan yang lebih dari kodrat mereka namun kita mampu menuntun
tumbuh kembangnya mereka serta memperbaiki tingkah lakunya jika berjalan
dijalan yang tidak benar. Seperti Seorang petani yang menanam padi, petani
hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, memperbaiki kondisi tanah, memelihara
tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat ulat atau jamur yang
mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya, tetapi ia tidak dapat
menggantikan kodrat padinya. Misalnya ia tak dapat menggantikan padi yang
ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung, dan tak dapat memelihara padi dengan cara
memelihara jagung ataupun rambutan. Demikianlah Pendidikan, Walaupun pendidik
hanya mampu untuk menuntun akan tetapi manfaatnya sangat berguna kelak dimasa
depan yang akan datang.
Salam dan Bahagia
Label: pendidikan Guru Penggerak Aksi Nyata Pemikiran Ki Hadjar dewantara
5 Komentar:
Bagus sekali..menginspirasi...
Mantap Ibu..
Keren bu Tere..
Luar biasa pengabdiannya bu..
Jempool untuk ibu Teresa. selamat berjuan untuk tahap berikutnya
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda