Rabu, 16 November 2011

Realita Kehidupan Seorang Mahasiswa

Realita Kehidupan Seorang Mahasiswa
Dwi Theresia Sipangkar
Mahasiswa Antropologi Unimed
NIM : 3103122006
PENDAHULUAN
Beberapa waktu yang lalu, mahasiswa antropologi semester 1 diminta untuk belajar untuk membuat hasil penelitian dari buku METODE PENELITIAN. Disini mahasiswa dituntut agar menghasilkan suatu karya ilmiah yang telah ditelitinya dengan memakai teori yang tepat untuk meneliti. Padahal tidak bisa dipungkiri kalau saya awalnya sulit dalam melakukannya, karena inilah yang pertama bagi saya diminta untuk membuat karya ilmiah dengan penelitian yang saya lakukan. Tetapi dalam hal ini, saya mencoba untuk membuatnya, karna bagi saya sebelum mencoba tidak boleh menyerah, kalau tidak sekarang dimulai mau kapan lagi. Makanya tugas ini dapat terselesaikan karena dibantu oleh buku yang diberikan kepada saya.
Sebuah Realitakah Jika Seorang Mahasiswa Dikatakan Agent Of Social Change??????
          Mahasiswa memang sering dikait – kaitkan sebagai Agent Of Social Change ( agen perubahan ) bagi masyarakat. Sebutan ini sangat berharga bagi sseorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu, terkadang mahasiswa pun banggga dengan sebutan tersebut. Mahasiswa memang sangat erat dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya, inilah makna dari agent of social change. Namun saat ini, sebutan tersebut sudah menjadi beban yang berat bagi mahasiswa dikarenakan mahasiswa masakini seperti telah berubah orientasinya. Realita ini lah yang menunjukkan bahwa mahasiswa sekarang lebih cenderung individualistik dan menekankan profit oriented.  Dimana pengabdian masyarakat saat ini, hanya sebatas retorika dan fatamorgana absolut yang sulit dicapai dengan keikhlasan yang dulu cukup terlihat dikalanggan akademis
            Memang sulit kita bayangkan, disaat seperti ini masih ada pemujaan keikhlasan. Meskipun kita akui jarang hal tersebut itu terjadi. Menurut  saya, klaim mahasiswa sebagi agent of change merupakan pengindahan dan pemujaan berlebihan terhadap dunia kampus yang pada realitasnya nihil ( omong kosong ). Inilah realitas konkret tak terbantahkan , dimana ruang – ruang sosial dibungkam dan digadaikan denganyang namanya finance. Ini salah satu dari interpretasi Agent Of Socia Change. Saya tidak memunafikan perjuangan kawan – kawan mahasiswa  lainnya dalam mengabdikannya kepada publik. Namun saat ini, dunia kampus kita di dominasi dengan hal yang demikian.
Padahal harus kita akui bahwa saat ini, masyarakat kita sangat membutuhkan kehadiran agent – agent of change yang unggul untuk dapat menbawa komunitasnya ke arah yang lebih baik. Kita lihat saja, komonitas – komunitas yang ada di pendalaman yang pada umumnya berpendidikan relatif rendah dan hal yang nyata lagi jika kita buka mata kita untuk melihat kondisi pendidikan bangsa ini yang masih tidur dalam buaian kebodohan.
Apa yang menyebabkan hal itu dapat terjadi ???
Banyak hal yang dapat menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya keadaan mahasiswa yang sekarang ini sangat sulit untuk mengabdiakn diri kepada masyarakat. Menurut saya, hal tersebut terjadi jika seorang mahasiswa menuntut ilmu di perguruan tinggi hanya keinginan dari orangtua, apalagi alasan kuliah itu hanya karena ingin dekat dengan gebetan ataupun dengan pacar. Mau tidak mau, itu semua merupakan realita yang ada di kampus yang saat ini ataupun karena faktor latar belakang kedudukan sosial orangtuanya. Contohnya, fanny mahasiswa unimed, dia masuk unimed karena keinginan dan paksaan orangtuanya yang meninginkan fanny untuk menjadi seorang guru.
Dari contoh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua orang yang kuliah, berdasarkan hati nurani mereka. Sangat disayangkan memang, disaat begitu banyak orang yang berupaya keras untuk bisa sekolah setinggi – tingginya, tetapi dilain tempat masih banyak juga yang bersekolah bukan berasal dari keingginan pribadi. Ini yang menjadi permasalahan yang menyebabkan kualitas pendidikan di indonesia rendah dan mahasiswa tidak dapat mengabdikan diri menjadi agent of social change. Menurut saya, masalah latar belakang atau visi misi mengapa harus sekolah setinggi – tingginya hingga saat ini merupakan hal fundamental. Karena apa ??? yah. Karena pendidikan merupakan suatu pilihan, suatu tanggung jawab , dan akan menjadi proyeksi pemikiran kedepan. Jika visi misi saja sudah tudak berasal dari hati nurani bagaimana mau bergerak untuk kepentingan orang lain ataupun mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai agent – agent of social change. Sehingga dapat dikatakan niat hati nurani merupakan idealisme.
Tulisan ini tak berprentensi apa – apa, apalagi membunuh karakter seorang mahasiswa karena saya pun seorang mahasiswa. Ini hanya sekedar imengingatkan, bahwa saat ini kita tengah berada di jurang yang maha dahsyat yang bakal membinasakan kebanggaan kita sebagai mahasiswa. Citra kita hampir sirna, apalagi jika kita selidiki kasus demi kasus dari fenomena ke realita yang berada di samping kita, dunia mahasiswa penuh cerita yang memprihatinkan. Salah satu cara jitu untuk menemukan kejayaan kita lagi dimata masyarakat sebagai agent of social adalah dengan mencoba kembali merangkul masyarakat sebagai komunitas yang membutuhkan kita. Bagaimanapun, kehadiran kita di tengah – tengah mereka setidaknya akan menambah nilai plus kehidupn mereka dalam rangka kemajuan bangsa. Dan sudah tentu, usaha ini membutuhkan integrasi kita sebagai kaum terdidik dan akan menjadi kaum pendidik untuk sama – sama terjun mengabdikan diri pada masyarakat tanpa profit oriented yang kini menjadi sangat trendy. Semestinya ini  bisa kita lakukan, mengingat bangsa kita sekarang tengah berada dalam nuansa yang amat sangat tertinggal terutama dalam pendidikan. Ekstensi mahasiswa lah sebagai penunjang dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan bangsa ini yang saat ini tengah kompetisi global yang multiketat.
Bagaimana cara untuk mengubah citra mahasiswa dimata masyarakat?
          Cara yang paling utama dibutuhkan visi misi yang murni yang berasal dari dirinya, Bukan dari orang lain yang berdampak pada pandangan seorang mahasiswa yang lebih pantas disebut denag idealisme agent of change. Bagi mereka yang beridealisme tinggi, mereka akn sadar dan peduli akan apa yang terjadi di kampus mereka. Sehingga hati nurani mereka akan bergerak memberikan kontribusi apapun demi kepentingan bersama.
Disini lah peran oraganisasi kampus. Organisasi kehasiswaanpun berasal dari orang – orang yang memiliki idealisme yang tinggi. Peran aktif seorang mahasiswa merupakan obor dunia kampus dan semangat mahasiswa merupakan pengerak kampus. Maka tak heran hubunganya sangat sinergis antar organisasi mahasiswa dengan mahasiswa. Lain halnya bagi mereka yang tidak mempunyai idealisme, mereka bersikap acuh tak acuh dengan segala sesuatu yyang terjadi di sekitar, sikap yang benar – benar bukan mencerminkan intlektual bangsa. Jika idealisme sudah tumbuh di dunia kampus, maka tidak akan terdegar lagi adanya perselisihan yang dapat mencoreng makna hakiki dari instansi pendidikan (perguruan tinggi ).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda